Bendera one piece berkibar pada bulan Agustus 2025, simbol menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tak pro-rakyat kecil, sudah menjadi pemberitaan media asing
Globalmonitoring | Bekasi
Fenomena unik tengah menghiasi bulan Agustus 2025: warga di berbagai daerah Indonesia ramai-ramai memasang bendera One Piece terkenal sebagai bendera kru Topi Jerami bertengger di bawah atau di samping Bendera Merah Putih.
Aksi ini viral di Instagram, TikTok, X, dan bahkan sampai disorot oleh media asing. Lalu, apa makna di balik simbol bajak laut fiksi ini?
Simbol tengkorak dengan topi jerami, atau Jolly Roger dari anime One Piece, kini dikibarkan di depan rumah, kendaraan, area kampung even di beberapa aksi sopir truk ODOL.
Meski identik dengan dunia bajak laut, pengibaran ini bukan sekadar tren fandom. Di tangan beberapa warga, simbol ini menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tak pro-rakyat kecil.
Pangkalnya dari narasi seperti: "Kami berkibar bukan karena tak cinta RI, melainkan terlalu mencintainya hingga prinsipnya terkubur."
Simbol Perlawanan, Bukan Sekadar Percaya Diri
Tidak sedikit netizen menyatakan bahwa simbol ini mewakili semangat perlawanan dan kerinduan akan keadilan. Banyak yang menyampaikan bendera One Piece sebagai "pertanda bahwa rakyat tidak bisa lagi diam" terhadap sistem yang berjalan tanpa transparansi atau empati.
Dengan pengibaran di lokasi publik, bentuk kritik ini mampu menyampaikan pesan tanpa perlu spanduk atau demonstrasi langsung.
Pro dan Kontra: Antara Ekspresi atau Provokasi?
Fenomena ini juga mengundang kritik keras dari kalangan elit politik. Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menilai tren ini sebagai upaya sistematis menyerang persatuan bangsa dan memecah kerangka nasionalisme.
Dari sisi legislator lain juga muncul peringatan: penggunaan simbol ini menyalahi UU Nomor 24 Tahun 2009 karena menempatkan simbol asing di bawah atau samping bendera negara.
Sorotan dari Luar Negeri: Bendera Bajak Laut Jadi "Ancaman Nasional"
Fenomena ini mencuat hingga ke mata media asing. Beberapa outlet internasional menyoroti bahwa Jolly Roger dianggap sebagai "ancaman identitas nasional", berpotensi memecah pertahanan simbol negara saat momentum sakral.
Yang lebih mengejutkan, ada yang menyebut tren ini sebagai “upaya memecah bangsa” yang diduga telah didalangi. Tidak semua menyalahkan, beberapa media menanggapinya sebagai bentuk kritik kreatif yang lebih aman ketimbang kerusuhan jalanan.
Bendera One Piece, Patriotisme Generasi Baru?
Sebagian pengamat budaya menafsirkan tren ini sebagai bentuk patriotisme alternatif generasi milenial dan Gen Z. Bagi mereka, Circle Straw Hat merupakan simbol persatuan, pemberontakan terhadap tirani, dan kesetiaan kepada teman sejati, persis seperti yang mereka harapkan dari figur kepemimpinan di realitas nasional.
Beberapa menyebutnya sebagai "giliran pop culture mengganti spanduk protes” bendera fiksi yang punya makna sosial.
Penutup
Fenomena viral bendera One Piece jelang Agustusan bukan hanya soal nyeleneh atau heboh media sosial. Ini menandai bentuk ekspresi baru di mana simbol fiksi dijadikan medium kritik sosial sekaligus pengingat atas nilai-nilai kemerdekaan asli.
Namun, batas penghormatan terhadap simbol nasional tidak boleh terabaikan. Baik ekspresi kreatif maupun cinta tanah air, keduanya harus dipertanggungjawabkan dalam semangat kebangsaan yang tetap satu.
bentuk protes. Bagi yang lain, ia adalah refleksi kecintaan terhadap negeri yang belum sepenuhnya merdeka secara moral.


Komentar